Di suatu sore di sebuah kompleks perumahan
bergerombol para ibu yang sedang mengobrol sesama mereka. Di antara
mereka terdapat seorang ibu muda yang turut dalam keasyikan tersebut
sambil mengasuh anaknya yang berusia sekitar tiga tahunan. Sebagaimana
lazimnya seorang anak kecil yang senang bermain, anak kecil lucu itu pun juga tidak kalah gembiranya, ia berlarian kesana ke mari sambil tertawa-tawa lucu.
Namun tak disangka, beberapa saat kemudian sebuah musibah mengerikan terjadi.
Tanpa disadari oleh para ibu tersebut, sang anak kecil berlari keluar
teras dan menyeberangi jalan besar yang ada di depan rumah. Dan kuasa
ALLAH atas segalanya membuat waktu antara anak kecil itu menyeberang
tepat bersamaan dengan sebuah truk bermuatan pasir yang melaju kencang.
Bencana yang mengerikan itupun terjadi. Tubuh sang anak kecil pun
terpental, kepalanya pecah dan isi otaknya berhamburan membasahi badan
jalan.
Bisa dibayangkan betapa paniknya kondisi yang terjadi
saat itu. Para ibu yang semula asyik bercengkrama hampir semua berteriak
histeris, bahkan beberapa di antara mereka ada yang pingsan. Hanya
seorang dari mereka yang kelihatan tetap tenang menghadapi keadaan
tersebut, yaitu ibu sang anak itu sendiri!!!
"Jangan, jangan
sentuh anakku...biar aku urus sendiri."Teriaknya ketika beberapa orang
ingin membantu meminggirkan anak yang sudah tewas tersebut.
Dengan perlahan ia menggendong jasad anak yang berlumuran darah itu,
lalu membawanya ke rumahnya yang tak jauh dari tempat kejadian. Ia
kemudian memandikan dan mengkafani sendiri anaknya di rumah. kebetulan
ia bekerja sebagai seorang bidan di sebuah rumah sakit. Ibu mertuanya
yang ingin menghiburnya malah dihiburnya, karena justru ibu mertua yang
tidak bisa menahan isak tangis dan teriakan histeris. Ketika sang suami
dengan muka pucat dan panik datang, dengan tenang ia menjelaskan "Mas,
ALLAH telah mengambil amanatnya dari kita. Semoga kita diberi kesabaran
ya, Mas." dan suaminya pun tak kuasa menahan tangis.
Dan
akhirnya sebelum sang anak di bawa ke tempat peristirahatan terakhir, di
depan jenazah anaknya ia berbisik "Ya ALLAH, berikanlah kami yang
ditinggalkan kekuatan dan ketabahan. Sudah kulakukan yang seharusnya
kulakukan, dan tidak kulakukan apa yang tidak seharusnya aku lakukan.
Kewajibanku sudah kupenuhi, kini ijinkan aku meminta hakku, untuk
bersedih dan menangis." Setelah itu...ia memejamkan mata dan terpekur
lama......dan barulah air matanya mengalir deras, lalu ia pun terjatuh
pingsan.
===================
Kenapa mereka tidak
menyayangi nyawa sendiri ? Kalau tak takut mati, kenapa harus takut
menghadapi masalah lain ? Hidup cuma sekali. Kita lahir tanpa apa-apa
kenapa hanya karena kehilangan beberapa hal sampai rela mengorbankan
nyawa, hal yang paling penting dalam hidup manusia ? Dalam kehidupan
tentu ada rasa manis, asam pahit dan pedas. Justru dalam kepahitan, kita
baru tahu kemampuan kita yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar